Sabtu, 31 Maret 2012

ASKEP TBC


KONSEP KEPERAWATAN

A.   Pengkajian

1.    Aktivitas/istirahat

Θ Gejala : Kelelahan umum dan kelemahan, nafas pendek karena kerja, kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil atau berkeringat, mimpi buruk.
Θ Tanda : Takhikardia, takhipnu/dispnea pada kerja, kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut).

2.    Integritas EGO

Θ Gejala : Adanya /factor stress lama, masalah keuangan, rumah, perasaan tdk berdaya/ tdk ada harapan.
Θ Tanda : Menyangkal, ansietas, ketakutan dan mudah terangsang.

3.    Makanan/cairan

Θ Gejala : Kehilangan nafsu makan, tidak dapat mencerna, penurunan berat badan.
Θ Tanda : Turgor kulit buruk, kering/kulit bersisik, kehilangan otot/hilang lemak subkutan.

4.    Nyeri/kenyamanan

Θ Gejala : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.
Θ Tanda : Berhati-hati pada area sakit, perilaku distraksi, gelisah.

5.    Pernapasan

Θ Gejala      : Batuk produktif atau tidak, nafas pendek, riwayat   TBC/terpajan pada individu terinfeksi.
ΘTanda       : Peningkatan frekuensi pernapasan, pengembangan pernapasan tidak simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, karakteristik sputum (hijau,/purulen, mukoid kuning atau bercak darah), deviasi tracheal, tdk perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental (tahap lanjut.

6.    Keamanan

Θ Gejala : Adanya kondisi penekanan imun.
Θ Tanda : Demam rendah atau sakit panas akut.

7.    Interaksi social

Θ Gejala : Perasaan isolasi/penolakan karena penyakit menular, perubahan pola biasa dalam tanggung jawab/perubahan kapasitas fisikuntuk melaksanakan peran.

8.    Penyuluhan/pembelajaran

Θ Gejala : Riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk, gagal untuk membaik, tidak berpartisipasi dalam terapi.



B.   Diagnosa

1.    Diagnosa keperawatan
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosa keperawatan dapat mencakup:
·         Bersihan jalan napas yang tidak efektif yang berhubungan dengan sekresi trekeobronkial yang sangat banyak.
·         Ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan.
·         Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keletihan, perubahan status nutrisi, dan demam.
·         Kurang pengetahuan tentang regimen pengobatan dan tindakan kesehatan preventif.
2.    Masalah-masalah kolaboratif potensial komplikasi
Berdasarkan data pengkajian, potensial komplikasi dapat mencakup :
·         Malnutrisi
·         Efek samping terapi obat-obatan: Hepatitis, perubahan neurologis (ketulian atau neuritis), ruam kulit, gangguan GI
·         Resistensi banyak obat
·         Penyebaran infeksi TB (TB miliaris)

C.   Perencanaan
1.    Intervensi keperawatan
a.    Risiko tinggi infeksi (penyebaran/aktivasi ulang) berhubungan dengan:
1.    Pertahanan primer tdk adekuat
2.    Kerusakan jaringan/ tembahan infeksi
3.    Penurunan pertahanan/penekanan proses inflamasi
4.    Malnutrisi
5.    Terpajan lingkungan
6.    Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1.    Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko penyebaran infeksi.
2.    Menunjukkan teknik/melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang aman.
Intervensi :
1. Kaji patologi penyakit
      Rasional : membantu klien menyadari/menerima perlunya mematuhi program pengobatan untuk mencegah pengaktifan berulang/komplikasi.
2. Identifikasi orang lain yang beresiko
      Rasional : Orang ini perlu program terapi obat untuk mencegah penyebaran/terjadinya infeksi.
3. Anjurkan klien untuk batuk dan bersin dan mengeluarkan pada
    tissue dan menghindari meludah disembarang tempat..
      Rasional : Perilaku ini diperlukan untuk mencegah penyebaran
       infeksi..
4. Awasi suhu sesuai indikasi
      Rasional : Reaksi demam merupakan indicator adanya infeksi
      lanjut.
5. Kolaborasi dalam pemberian pengobatan antiinfeksi sesuai
    indikasi.
6. dan lain-lain.

b.  Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan :

a.    Sekret kental/darah
b.    Kelemahan, upaya batuk buruk
c.    Edema tracheal/faringeal
Ditandai dengan :
a.    Frekuensi pernapasan, irama, kedalam tidak normal
b.    Bunyi nafas tidak normal dan dispnea.
                       Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
a.    Mempertahankan jalan nafas klien
b.    Mengeluarkan secret tanpa bantuan
c.    Menunjukkan prilaku untuk memperbaiki/mempertahankan bersihan jalan nafas
d.    Berpartisipasi dalam program pengobatan
e.    Mengidentifikasi potensial komplikasi dan melakukan tindakan tepat.
Intervensi :
1. Kaji fungsi pernafasan
     Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan Atelektasis
     dan kelainan bunyi nafas lainnya.
2. Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif
Rasional : Pengeluaran sulit bila secret sangat tebal. Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronchial dan dapat memerlukan evaluasi/intervensi lanjut.
3. Berikan klien posisi semi atau Fowler tinggi. Bantu klien untuk
    batuk dan latihan nafas dalam.
    Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan
    menurunkan upaya pernafasan.
4. Kolaborasi dalam pemberian udara lembab/oksigen inspirasi
Rasional : mencegah pengeringan membran mukosa, membantu pengenceran secret.
5. Kolaborasi dalam pemberian obat mukolitik, bronkhodilator dan
    kortikosteroid
Rasional : Mukolitik menurunkan kekentalan dan perlengketan
    secret paru untuk memudahkan pembersihan.
     Bronkhodilator untuk meningkatkan ukuran lumen percabangan trakheobronkhial dan kortikosteroid  berguna pada adanya keterlibatan luas dengan hipoksemia dan bilarespon inflamasi mengancam hidup.
  6. dan lain-lain.

c.    Resiko terhadap gangguan pertukaran gas berhubungan dengan :

1.    Penurunan permukaan efektif paru, atelektasis
2.    Kerusakan membran alveolar-kapiler
3.    Secret kental, tebal dan adanya edema bronchial.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
1.    Melaporkan tidak adanya/penurunan dispnea
2.    Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenisasi jaringan
3.    Bebas dari gejala distress pernapasan.
Intervensi :
1. Kaji adanya gangguan bunyi /pola nafas dan kelemahan
     Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil bronchopneumonia sampai inflamasi difus luas, nekrosis, effusi pleura dan fibrosis luas.
2. Tingkatkan tirah baring/batasi aktivitas dan Bantu aktivitas
    perawatan diri sesuai keperluan.
      Rasional : Menurunkan konsumsi oksigen/kebutuhan selama periode penurunan pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala.
3. Berikan tambahan oksigen yang sesuai.
      Rasional : Alat dalam memperbaiki hipoksemia yang dapat terjadi sekunder terhadap penurunan ventilasi/menurunnya penurunan alveolar paru.
4. dan lain-lain.

d.    Perubahan pola nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :

-          Kelemahan
-          Sering batuk/produksi sputum
-          Anoreksia
-          Ketidakcukupan sumber keuangan
Ditandai dengan ;
-          Berat badan dibawah 10 –20% ideal untuk bentuk tubuh dan berat.
-          Melaporkan kurang tertarik pada makanan
-          Tonus otot buruk
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
-          Menunjukkan berat badan meningkat mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.
-          Melakukan prilaku/perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat yang tepat.
Intervensi :
1.    Catat status nutrisi klien
Rasional : berguna dalam mendefenisikan derajat/luasnya masalah dan piliha intervensi yang tepat.
2.    Pastikan pola diet biasa klien yang disukai dan yang tidak
Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/kekuatan khusus.
3.    Dorong makan sedikit dan sering dengan diet TPK
Rasional : Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tidak perlu.
4.    Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah dan untuk membagi dengan klien kecuali kontra indikasi.
Rasional : Membuat lingkungan social lebih normal selama makan dan membantu memenuhi kebutuhan personal dan cultural.
5.    Kolaborasi dengan ahli diet untuk menentukan komposisi diet
Rasional : Memeberikan bantuan dalam perencanaan diet dengan nutrisi adequate untuk kebutuhan metabolic dan diet.
6.    Kolaborasi dalam pemberian antipiretik tepat sesuai indikasi.
Rasional ; Demam meningkatkan kebutuhan metabolic dan juga konsumsi kalori.
7.    dan lain-lain.

e.    Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi,  aturantindakan dan pencegahan berhubungan dengan :

-          Kurang terpajan pada/salah interpretasi informasi
-          Keterbatasan kognitif
-          Tidak akurat/tidak lengkap informasi yang ada.
Ditandai dengan :
-          Permintaan informasi
-          Menunjukkan kesalahan konsep tentang status kesehatan
-          Kurang atau tidak akurat mengikuti instruksi/perilaku
-          Menunjukkan atau memperlihatkan perasaan terancam.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi, klien akan :
-          Menyatakan pemahaman prosespenyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan
-          Melakukan prilaku/perubahan pola hidup untuk memperbaiki kesehatan umum dan menurunkan resiko pengaktifan ulang TB
-          Mengidentifikasi gejala yang membutuhkan evaluasi/intevensi
-          Menggambarkan rencana untuk menerima perawatan kesehatan adequate.
Intevensi :
1.    Kaji kemampuan klien untuk belajar
Rasional : Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik serta ditingkatkan pada tahapan individu.
2.    Identifikasi gejala yang harus dilaporkan keperawat
Rasional : Dapat menunjukkan kemajuan atau pengaktifan ulang penyakit atau efek obat yang memerlukan evaluasi lanjut.
3.    Tekankan pentingnya mempertahankan nutrisi dan cairan adekuat
Rasional :Memenuhi kebutuhan metabolic membantu meminimalkan kelemahan dan meningkatkan penyembuhan. Cairan dapat mengeluarkan/mengencerkan secret.
4.    Dorong untuk tidak merokok
Rasional : Meskipun merokok tidak merangsang berulangnya TB, tetapi meningkatkan disfungsi pernapasan/bronchitis.
5.    dan lain-lain.

C.Implementasi
            Implementasi dilaksanakan berdasarkan intervensi yang telah dinyatakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar