Minggu, 25 Maret 2012

ASKEP ISK


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering ditemukan dalam praktik klinik. Lebih dari 25% perempuan akan mengalami paling tidak satu kejadian ISK selama masa kehidupanya. Kebanyakan kasus ISK tidak menimbulkan masalah yang berat, dalam artian tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan suatu kerusakan yang bersifat irreversible. Namun demikian, resiko kerusakan ginjal yang irreversible dan juga peningkatan resiko bakterimia akan terjadi ketika ISK mengenai ginjal (Hvidberg et al., 2000).
Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan penyakit yang perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya terdapat 6 juta pasien ISK setiap tahunya. Di RS X di Yogyakarta ISK merupakan penyakit infeksi urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit(juli-desember).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.
"Dari penderita ISK, menurut penelitian, kira-kira ada sekitar 10 persen yang tidak bergejala. Dalam hal ini penderita tidak merasakan apa-apa. Mungkin gejalanya ada tetapi si orang tersebut menganggapnya sebagai gejala biasa. Untuk yang tak bergejala ini baru diketahui setelah diperiksa melalui tes urin dimana urinnya banyak terdapat bakteri," terang Sugi.
ISK yang tak bergejala terhitung lebih berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu dan biasanya malah menjadi kronis.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis.
B.     Rumusan Masalah
Dari latar Belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah:
1.      Apakah yang disebut dengan infeksi saluran kemih?
2.      Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih?
3.      Bagaimana patofisiologi infeksi saluran kemih?
4.      Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Infeksi Saluran Kencing?

C.    Tujuan Penelitian

1.      Untuk mengetahui Definisi infeksi saluran kemih.
2.      Untuk mengetahui etiologi dari infeksi saluran kemih
3.      Untuk mengetahui patofisiologi infeksi saluran kemih
4.      Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan pada pasien infeksi saluran kencing







BAB II
KONSEP MEDIS

A.    Definisi
Infeksi saluran kemih adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)
Infeksi saluran kemih adalah  berkembang   biaknya mikroorganisme didlm saluran kemih yang dalam keadaan normal tdk mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.
Infeksi saluran kemih pada bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha, pemakaian instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius
.
B.     Etiologi
a.       Dapat berasal dari organisme pd faeces yang naik dari perineum uretra dan kandung kemih, serta menempel pd permukaan mucosa.
b.      pengosongan kandung  kemih yang tdk lengkap
c.       Gangguan status metabolis (diabetes)
d.      Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari uretra ke dlm kandung kemih.
e.       Refluks uretrovesikel ®dpt disebabkan o/ disfungsi leher kandung kemih uretra.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel
® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.
f.       Kontaminasi fekal
g.      Hubungan seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum kedlm kandung kemih
h.      Pemasangan alat kedlm traktus urinarius
i.        statis urine
C.     Patofisiologi
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih$ melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.(ENTER)Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.
D.    Manifestasi Klinis
1.      Bakteriuria
2.      Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)
3.      Hematuria
4.      Nyeri punggung
5.      Demam
6.      Menggigil, nyeri ketika berkemih
7.      Terdesak kencing (urgency), disuria
E. Komplikasi :
1.Pembentukan Abses ginjal atau perirenal.
2. Gagal ginjal
F. Pemeriksaan diagnostik
v  Urinalisis
§  Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih.
§  Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
v  Bakteroilogis
§  Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi.
 102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.                                    
§  Biakan bakteri
§  Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
G. Pengobatan penyakit ISK
1.      Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
a.       Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
b.      Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
c.       Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
d.      Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri yang resisten terhadap cotrimoxazole.
e.       Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-anak  yang dikhawatirkan mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
2.      Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
3.      Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
.










BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
Nn. A, 20 tahun dirawat di rumah sakit ruang urologi karena keluhan nyeri dan rasa terbakar saat buang air kecil/miksi. Klien demam 38,50C sejak 2 hari yang lalu. Klien sering mengkonsumsi minuman teh dan cola.
P : miksi
Q : rasa terbakar 
R : suprapubik
S : berat
T : pada saat miksi
ANALISA DATA
No.
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
1
2
3
4
1.
Data Subjektif
ü  Klien mengeluh nyeri saat miksi
Data Objektif
ü  Klien tampak meringis setelah miksi
Masuknya mikroorganisme dalam saluran kemih
 

Inflamasi pada saluran kemih

Merusak mukosa saluran kemih
 

Merangsang serabut nyeri
 

Pengeluaran zat kimia ( bradikinin, histamine, prostaglandin )
 

Merangsang nosiseptor  nyeri di Medula Spinalis
 

Merangsang hipotalamus
 

 Stimulus Korteks Cerebri
 

Nyeri dipersepsikan
Nyeri
2.
Data Subjektif
ü  Klien mengatakan demam sjak 2 hari yang lalu
Data Objektif
ü  Suhu tubuh klien 38,50C l
ü  Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
Masuknya mikroorganisme dalam saluran kemih
 

Inflamasi pada saluran kemih

Merusak mukosa saluran kemih
 


Terjadi iritasi pada leher kandung kemih dan uretra
 

Disfunsi leher kandun kemih dan ureter
 

Terjadi refluks uretrovesikal
 

Kolonisasi bakteri pada kandung kemih, ureter dan ginjal
 

Bakteriunaria permanen pada kandung kemih, ureter dan ginjal
 

Invasi bakteri pada kandung kemih, ureter dan ginjal
 

Penyebaran infeksi
Penyebaran infeksi
3.
Data Subjektif
ü  Klien mengatakan takut pada penyakitnya
Data Objektif
ü  Klien tampak gelisah
Inflamasi pada saluran kemih
 

Kelemahan 
 

Perubahan status kesehatan
 

Hospitalisasi
 

Stressor psikologi
 

Ansietas

Ansietas
4.
Data Subjektif
ü  Klien sering menanyakan kepada perawat dan dokter mengenai penyakitnya serta proses terapinya
Data Objektif
ü  Terjadi sedikit kesalahan pada saat awal pelaksanaan terapi
Inflamasi pada saluran kemih
 

Kelemahan 
 

Perubahan status kesehatan
 

Kurangnya informasi tentang penyakitnya
 

Ketidakmanpuan mengiterprestasiakan informasi

 

Kurang pengetahuan 

Kurang pengetahuan

B.     Diagnosa Keperawatana.
1.      Nyeri yang berhubungan dengan ISK.
2.      Penyebaran Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
3.      Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif.
4.      Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.

C.    Intervensi
1.      Nyeri yang berhubungan dengan ISK
a.       Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional : Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
b.      Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional : Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
c.       Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada kontra indikasi
Rasional : Untuk membantu klien dalam berkemih
d.      Berikan obat analgetik sesuai dengan program terapi.
Rasional : Analgetik memblok lintasan nyeri
            Kriteria Hasil :
-          Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada saat berkemih.
-          Kandung kemih tidak tegang
-          Pasien nampak tenang
-          Ekspresi wajah tenang
2.      Penyebaran Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
a.       Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika suhu diatas 38,50 C
Rasional : Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
b.      Catat karakteristik urine
Rasional : Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan.
c.       Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih secara komplit setiap kali kemih.
Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
d.      Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap bersih dan kering.
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra

Kriteria Hasil :
-          Tanda vital dalam batas normal
-          Nilai kultur urine negatif
-          Urine berwarna bening dan tidak bau
3.      Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak efektif.
a.       Kaji tingkat kecemasan
Rasional : Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
b.      Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
Rasional : Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan pengobatan
c.       Beri dorongan spiritual
Rasional : Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada klien
d.      Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional : Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.
Kriteria hasil :
-          Klien tidak gelisah
-          Klien tenang
4.      Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
a.       Berikan informasi tentang proses penyakit,program pengobatan, jadwal, dan kemungkinan efek samping.
Rasional : memberikan dasar pengetahuan pada pasien yang memungkinkan membuat pilihan berdasarkan informasi.
b.      Anjurkan melakukan  aktifitas biasanya secara bertahap sesuai toleransi, dan sediakan waktu untuk istrahat adekuat.
Rasional : menjaga kelemahan dan meningkatkan perasaan sehat.
Kriteria hasil :
-          Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan



1 komentar: