BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan salah satu
jenis infeksi yang paling sering ditemukan dalam praktik klinik. Lebih dari 25%
perempuan akan mengalami paling tidak satu kejadian ISK selama masa
kehidupanya. Kebanyakan kasus ISK tidak menimbulkan masalah yang berat, dalam
artian tidak mengancam nyawa dan tidak menimbulkan suatu kerusakan yang
bersifat irreversible. Namun demikian, resiko kerusakan ginjal yang
irreversible dan juga peningkatan resiko bakterimia akan terjadi ketika ISK
mengenai ginjal (Hvidberg et al., 2000).
Infeksi saluran kencing (ISK) merupakan penyakit
yang perlu mendapat perhatian serius. Di Amerika dilaporkan bahwa setidaknya
terdapat 6 juta pasien ISK setiap tahunya. Di RS X di Yogyakarta ISK merupakan
penyakit infeksi urutan ke-2 dan masuk dalam 10 besar penyakit(juli-desember).
Infeksi Saluran
Kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat
seiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka
prevalensi 3,2 %, sedangkan pada usia sama atau di atas 65 tahun kira-kira
mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20 %. Infeksi saluran kemih dapat
mengenal baik laki-laki maupun wanita dari semua umur, baik anak-anak, remaja,
dewasa maupun lanjut usia. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata
wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang lebih 5-15%.
"Dari penderita ISK, menurut penelitian,
kira-kira ada sekitar 10 persen yang tidak bergejala. Dalam hal ini penderita
tidak merasakan apa-apa. Mungkin gejalanya ada tetapi si orang tersebut
menganggapnya sebagai gejala biasa. Untuk yang tak bergejala ini baru diketahui
setelah diperiksa melalui tes urin dimana urinnya banyak terdapat
bakteri," terang Sugi.
ISK yang tak bergejala terhitung lebih
berbahaya, karena tanpa disadari, penyakit tersebut akan menggerogoti
terus-menerus. Jadi, orang yang bersangkutan terinfeksi tetapi dia tidak tahu
dan biasanya malah menjadi kronis.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis.
Untuk menyatakan adanya ISK harus ditemukan bakteri dalam urin. Bakteriuria yang disertai dengan gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria simptomatis. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria asimptomatis.
B.
Rumusan
Masalah
Dari latar Belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah:
1. Apakah yang disebut dengan infeksi saluran
kemih?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan
terjadinya infeksi saluran kemih?
3. Bagaimana patofisiologi infeksi saluran
kemih?
4. Bagaimana penatalaksanaan Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Infeksi Saluran Kencing?
C.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Definisi infeksi saluran
kemih.
2. Untuk mengetahui etiologi dari infeksi saluran kemih
3. Untuk mengetahui patofisiologi infeksi saluran kemih
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan asuhan
keperawatan pada pasien infeksi saluran kencing
BAB
II
KONSEP MEDIS
A.
Definisi
Infeksi saluran kemih
adalah suatu istilah umum yang dipakai untuk mengatakan adanya invasi
mikroorganisme pada saluran kemih. (Agus Tessy, Ardaya, Suwanto, 2001)
Infeksi saluran kemih adalah berkembang
biaknya mikroorganisme didlm saluran kemih yang dalam keadaan normal tdk
mengandung bakteri, virus atau mikroorganisme lain.
Infeksi saluran kemih pada
bagian tertentu dari saluran perkemihan yang disebabkan oleh bakteri terutama
scherichia coli ; resiko dan beratnya meningkat dengan kondisi seperti refluks
vesikouretral, obstruksi saluran perkemihan, statis perkemiha, pemakaian
instrumen uretral baru, septikemia. (Susan Martin Tucker, dkk, 1998).
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
Infeksi traktus urinarius pada pria merupakan akibat dari menyebarnya infeksi yang berasal dari uretra seperti juga pada wanita. Namun demikian, panjang uretra dan jauhnya jarak antara uretra dari rektum pada pria dan adanya bakterisidal dalam cairan prostatik melindungi pria dari infeksi traktus urinarius. Akibatnya UTI paa pria jarang terjadi, namun ketika gangguan ini terjadi kali ini menunjukkan adanya abnormalitas fungsi dan struktur dari traktus urinarius.
B.
Etiologi
a.
Dapat
berasal dari organisme pd faeces yang naik dari perineum uretra dan kandung
kemih, serta menempel pd permukaan mucosa.
b.
pengosongan
kandung kemih yang tdk lengkap
c.
Gangguan
status metabolis (diabetes)
d.
Refluks uretrovesikel ® refluks (aliran balik) urine dari
uretra ke dlm kandung kemih.
e.
Refluks uretrovesikel ®dpt disebabkan o/ disfungsi leher
kandung kemih uretra.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.
Uretrovesikel atau refluks uretrovesikel ® aliran balik urin dari kandung kemih ke dlm kedua ureter.
f.
Kontaminasi
fekal
g.
Hubungan
seksual ® berperan masuknya organisme dari perineum kedlm kandung
kemih
h.
Pemasangan
alat kedlm traktus urinarius
i.
statis
urine
C.
Patofisiologi
Infeksi tractus urinarius
terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces yang naik dari perineum ke
uretra dan kandung kemih serta menempel pada permukaan mukosa. Agar infeksi
dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung kemih$ melekat pada dan
mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk menghindari pembilasan melalui
berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan inflamasi.(ENTER)Inflamasi,
abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap, gangguan
status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi meningkatkan
resiko infeksi saluran kemih dengan
cara mengganggu mekanisme normal. Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut
biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens. Pielonefritis akut juga
dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di satu atau di
kedua ginjal. Pielonefritis kronik
dapat terjadi akibat infeksi berulang, dan biasanya dijumpai pada individu yang
mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks vesikoureter.
Sistitis (inflamasi
kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari
uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari uretra ke dalam
kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian kateter atau
sistoskop.
Uretritis suatu inflamasi
biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik yang digolongkan sebagai
general atau mongonoreal. Uretritis gnoreal disebabkan oleh niesseria
gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis nongonoreal ;
uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya
disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum. Pielonefritis (infeksi traktus
urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala ginjal, tobulus dan jaringan
intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri mencapai kandung kmih
melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 % sampai 25 % curah
jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ; kasus penyebaran
secara hematogen kurang dari 3 %.
D.
Manifestasi Klinis
1.
Bakteriuria
2.
Nyeri
yang sering dan rasa panas ketika berkemih (sistisis)
3.
Hematuria
4.
Nyeri
punggung
5.
Demam
6.
Menggigil,
nyeri ketika berkemih
7.
Terdesak
kencing (urgency), disuria
E. Komplikasi :
1.Pembentukan Abses ginjal atau
perirenal.
2. Gagal ginjal
F. Pemeriksaan diagnostik
v Urinalisis
§ Leukosuria atau piuria terdapat > 5
/lpb sedimen air kemih.
§ Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen
air kemih.
v Bakteroilogis
§ Mikroskopis ; satu bakteri lapangan
pandang minyak emersi.
102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
102 – 103 organisme koliform/mL urin plus piuria.
§ Biakan bakteri
§ Tes kimiawi; tes reduksi griess
nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
G. Pengobatan penyakit ISK
1.
Terapi
antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
a.
Amoxicillin 20-40 mg/kg/hari dalam 3 dosis.
b.
Co-trimoxazole atau trimethoprim 6-12 mg
trimethoprim/kg/hari dalam 2 dosis.
c.
Cephalosporin seperti cefixime atau cephalexin.
d.
Co-amoxiclav digunakan pada ISK dengan bakteri
yang resisten terhadap cotrimoxazole.
e.
Obat-obatan seperti asam nalidiksat atau
nitrofurantoin tidak digunakan pada anak-anak yang dikhawatirkan
mengalami keterlibatan ginjal pada ISK.
2.
Apabila
pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka diperlukan
penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
3.
Dianjurkan
untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas microorganisme yang
mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari depan ke belakang
untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri faeces.
.
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Nn. A, 20
tahun dirawat di rumah sakit ruang urologi karena keluhan nyeri dan rasa
terbakar saat buang air kecil/miksi. Klien demam 38,50C sejak 2 hari yang lalu. Klien sering
mengkonsumsi minuman teh dan cola.
P : miksi
Q : rasa
terbakar
R : suprapubik
S : berat
T : pada saat
miksi
ANALISA DATA
No.
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
|
Data Subjektif
ü Klien
mengeluh nyeri saat miksi
Data Objektif
ü Klien
tampak meringis setelah
miksi
|
Masuknya
mikroorganisme dalam saluran kemih
Inflamasi pada saluran kemih
Merusak mukosa saluran kemih
Merangsang serabut nyeri
Pengeluaran zat kimia ( bradikinin,
histamine, prostaglandin )
Merangsang nosiseptor nyeri di Medula Spinalis
Merangsang hipotalamus
Stimulus Korteks Cerebri
Nyeri dipersepsikan
|
Nyeri
|
2.
|
Data Subjektif
ü Klien
mengatakan demam sjak 2 hari
yang lalu
Data Objektif
ü Suhu tubuh klien 38,50C
l
ü Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb
sedimen air kemih
|
Masuknya
mikroorganisme dalam saluran kemih
Inflamasi pada saluran kemih
Merusak mukosa saluran kemih
Terjadi iritasi pada leher kandung kemih dan
uretra
Disfunsi leher kandun kemih dan ureter
Terjadi refluks uretrovesikal
Kolonisasi bakteri pada kandung kemih,
ureter dan ginjal
Bakteriunaria permanen pada kandung
kemih, ureter dan ginjal
Invasi bakteri pada kandung kemih,
ureter dan ginjal
Penyebaran infeksi
|
Penyebaran infeksi
|
3.
|
Data Subjektif
ü Klien
mengatakan takut pada
penyakitnya
Data Objektif
ü Klien
tampak gelisah
|
Inflamasi pada
saluran kemih
Kelemahan
Perubahan status
kesehatan
Hospitalisasi
Stressor
psikologi
Ansietas
|
Ansietas
|
4.
|
Data Subjektif
ü Klien
sering menanyakan kepada perawat dan dokter mengenai penyakitnya serta proses
terapinya
Data Objektif
ü Terjadi
sedikit kesalahan pada saat awal pelaksanaan terapi
|
Inflamasi pada
saluran kemih
Kelemahan
Perubahan status
kesehatan
Kurangnya
informasi tentang penyakitnya
Ketidakmanpuan mengiterprestasiakan
informasi
Kurang
pengetahuan
|
Kurang
pengetahuan
|
B.
Diagnosa Keperawatana.
1.
Nyeri
yang berhubungan dengan ISK.
2.
Penyebaran Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada
saluran kemih.
3.
Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak
efektif.
4.
Kurang
pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
C.
Intervensi
1.
Nyeri yang berhubungan dengan ISK
a.
Kaji intensitas, lokasi, dan factor yang
memperberat atau meringankan nyeri.
Rasional
: Rasa sakit yang hebat menandakan adanya infeksi
b.
Berikan waktu istirahat yang cukup dan tingkat
aktivitas yang dapat di toleran.
Rasional
: Klien dapat istirahat dengan tenang dan dapat merilekskan otot-otot
c.
Anjurkan minum banyak 2-3 liter jika tidak ada
kontra indikasi
Rasional
: Untuk membantu klien dalam berkemih
d.
Berikan obat analgetik sesuai dengan program
terapi.
Rasional
: Analgetik memblok lintasan nyeri
Kriteria Hasil :
-
Pasien mengatakan / tidak ada keluhan nyeri pada
saat berkemih.
-
Kandung kemih tidak tegang
-
Pasien nampak tenang
-
Ekspresi wajah tenang
2.
Penyebaran Infeksi yang berhubungan dengan adanya bakteri pada
saluran kemih.
a.
Kaji suhu tubuh pasien setiap 4 jam dan lapor jika
suhu diatas 38,50 C
Rasional
: Tanda vital menandakan adanya perubahan di dalam tubuh
b.
Catat karakteristik urine
Rasional
: Untuk mengetahui/mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari
hasil yang diharapkan.
c.
Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
secara komplit setiap kali kemih.
Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
Rasional : Untuk mencegah adanya distensi kandung kemih
d.
Berikan perawatan perineal, pertahankan agar tetap
bersih dan kering.
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra
Rasional : Untuk menjaga kebersihan dan menghindari bakteri yang membuat infeksi uretra
Kriteria
Hasil :
-
Tanda vital dalam batas normal
-
Nilai kultur urine negatif
-
Urine berwarna bening dan tidak bau
3.
Ansietas berhubungan dengan koping yang tidak
efektif.
a.
Kaji tingkat kecemasan
Rasional
: Untuk mengetahui berat ringannya kecemasan klien
b.
Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan
perasaannya
Rasional
: Agar klien mempunyai semangat dan mau empati terhadap perawatan dan
pengobatan
c.
Beri dorongan spiritual
Rasional
: Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME.Beri support pada
klien
d.
Beri penjelasan tentang penyakitnya
Rasional :
Agar klien mengerti sepenuhnya tentang penyakit yang dialaminya.
Kriteria
hasil :
-
Klien tidak gelisah
-
Klien tenang
4.
Kurang
pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di rumah.
a.
Berikan
informasi tentang proses penyakit,program
pengobatan, jadwal, dan kemungkinan efek samping.
Rasional
: memberikan dasar pengetahuan pada pasien yang memungkinkan membuat pilihan
berdasarkan informasi.
b.
Anjurkan melakukan
aktifitas biasanya secara bertahap sesuai toleransi, dan sediakan waktu
untuk istrahat adekuat.
Rasional
: menjaga kelemahan dan meningkatkan perasaan sehat.
Kriteria
hasil :
-
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan
Kak bisa ditampilkan implementasinya
BalasHapus