DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Nyeri
berhubungan dengan adanya cedera
Tujuan keperawatan : rasa nyaman terpenuhi setelah diberikan perawatan dan pengobatan
Kriteria hasil : melaporkan rasa nyerinya berkurang
Tujuan keperawatan : rasa nyaman terpenuhi setelah diberikan perawatan dan pengobatan
Kriteria hasil : melaporkan rasa nyerinya berkurang
Intervensi keperawatan :
1. Kaji terhadap nyeri dengan skala 0-5.
1. Kaji terhadap nyeri dengan skala 0-5.
Rasional : pasien melaporkan nyeri
biasanya diatas tingkat cedera.
2. Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus.
2. Bantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus.
Rasional : nyeri dipengaruhi oleh; kecemasan,
ketegangan, suhu, distensi kandung kemih dan berbaring lama.
3. Berikan tindakan kenyamanan.
3. Berikan tindakan kenyamanan.
Rasional : memberikan rasa nayaman
dengan cara membantu mengontrol nyeri.
4. Dorong pasien menggunakan tehnik relaksasi.
4. Dorong pasien menggunakan tehnik relaksasi.
Rasional : memfokuskan kembali
perhatian, meningkatkan rasa kontrol.
5. Berikan obat antinyeri sesuai pesanan.
5. Berikan obat antinyeri sesuai pesanan.
Rasional : untuk menghilangkan nyeri
otot atau untuk menghilangkan kecemasan dan meningkatkan istirahat.
2.
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelumpuhan
otot pernapasan
Tujuan
perawatan : pola nafas efektif setelah diberikan oksigen
Kriteria hasil : ventilasi adekuat, PaO2 > 80, PaCo2 < 45, rr = 16-20 x/mt, tanda sianosis
Kriteria hasil : ventilasi adekuat, PaO2 > 80, PaCo2 < 45, rr = 16-20 x/mt, tanda sianosis
Intervensi keperawatan :
1. Pertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak.
1. Pertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa gerak.
Rasional : pasien dengan cedera cervicalis akan
membutuhkan bantuan untuk mencegah aspirasi/ mempertahankan jalan nafas.
2. Lakukan penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik sekret.
Rasional : jika batuk tidak efektif,
penghisapan dibutuhkan untuk mengeluarkan sekret, dan mengurangi resiko infeksi
pernapasan.
3. Kaji fungsi pernapasan.
Rasional : trauma pada C5-6
menyebabkan hilangnya fungsi pernapasan secara partial, karena otot pernapasan
mengalami kelumpuhan.
4. Auskultasi suara napas.
4. Auskultasi suara napas.
Rasional : hipoventilasi biasanya
terjadi atau menyebabkan akumulasi sekret yang berakibat pnemonia.
5. Observasi warna kulit.
5. Observasi warna kulit.
Rasional : menggambarkan adanya
kegagalan pernapasan yang memerlukan tindakan segera
6. Kaji distensi perut dan spasme otot.
6. Kaji distensi perut dan spasme otot.
Rasional : kelainan penuh pada perut
disebabkan karena kelumpuhan diafragma
7. Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari.
7. Anjurkan pasien untuk minum minimal 2000 cc/hari.
Rasional : membantu mengencerkan
sekret, meningkatkan mobilisasi sekret sebagai ekspektoran.
8. Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan.
8. Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan kekuatan pernapasan.
Rasional : menentukan fungsi
otot-otot pernapasan. Pengkajian terus menerus untuk mendeteksi adanya
kegagalan pernapasan.
9. Pantau analisa gas darah.
9. Pantau analisa gas darah.
Rasional : untuk mengetahui adanya kelainan
fungsi pertukaran gas sebagai contoh : hiperventilasi PaO2 rendah dan PaCO2
meningkat.
10. Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.
11. Lakukan fisioterapi nafas. Rasional : mencegah sekret tertahan
10. Berikan oksigen dengan cara yang tepat : metode dipilih sesuai dengan keadaan isufisiensi pernapasan.
11. Lakukan fisioterapi nafas. Rasional : mencegah sekret tertahan
3.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dng kelumpuhan
Tujuan perawatan : selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai cedera diatasi dengan pembedahan.
Kriteria hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap.
Tujuan perawatan : selama perawatan gangguan mobilisasi bisa diminimalisasi sampai cedera diatasi dengan pembedahan.
Kriteria hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu beraktifitas kembali secara bertahap.
Intervensi keperawatan :
1. Kaji secara teratur fungsi motorik. Rasional : mengevaluasi keadaan secara umum
2. Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Rasional memberikan rasa aman
3. Lakukan log rolling. Rasional : membantu ROM secara pasif
4. Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Rasional mencegah footdrop
5. Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Rasional : mengetahui adanya hipotensi ortostatik
6. Inspeksi kulit setiap hari. Rasional : gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
7. Berikan relaksan otot sesuai pesanan seperti diazepam. Rasional : berguna untuk membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas.
1. Kaji secara teratur fungsi motorik. Rasional : mengevaluasi keadaan secara umum
2. Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta pertolongan. Rasional memberikan rasa aman
3. Lakukan log rolling. Rasional : membantu ROM secara pasif
4. Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki. Rasional mencegah footdrop
5. Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling. Rasional : mengetahui adanya hipotensi ortostatik
6. Inspeksi kulit setiap hari. Rasional : gangguan sirkulasi dan hilangnya sensai resiko tinggi kerusakan integritas kulit.
7. Berikan relaksan otot sesuai pesanan seperti diazepam. Rasional : berguna untuk membatasi dan mengurangi nyeri yang berhubungan dengan spastisitas.
4.
Gangguan eliminasi fekal berhubungan dengan gangguan
persarafan pada usus dan rektum.
Tujuan perawatan : pasien tidak menunjukkan adanya gangguan eliminasi alvi/konstipasi
Kriteria hasil : pasien bisa b.a.b secara teratur sehari 1 kali
Tujuan perawatan : pasien tidak menunjukkan adanya gangguan eliminasi alvi/konstipasi
Kriteria hasil : pasien bisa b.a.b secara teratur sehari 1 kali
Intervensi keperawatan :
1. Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.Rasional : bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal.
2. Observasi adanya distensi perut.
3. Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT. Rasional : pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin terjadi akibat trauma dan stress.
4. Berikan diet seimbang TKTP cair : meningkatkan konsistensi feces
5. Berikan obat pencahar sesuai pesanan. Rasional: merangsang kerja usus
1. Auskultasi bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.Rasional : bising usus mungkin tidak ada selama syok spinal.
2. Observasi adanya distensi perut.
3. Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT. Rasional : pendarahan gantrointentinal dan lambung mungkin terjadi akibat trauma dan stress.
4. Berikan diet seimbang TKTP cair : meningkatkan konsistensi feces
5. Berikan obat pencahar sesuai pesanan. Rasional: merangsang kerja usus
5.
Perubahan
pola eliminasi urine berhubungan dengan kelumpuhan syarat perkemihan.
Tujuan perawatan : pola eliminasi kembali normal selama perawatan
Kriteria hasil : produksi urine 50 cc/jam, keluhan eliminasi uirine tidak ada
Tujuan perawatan : pola eliminasi kembali normal selama perawatan
Kriteria hasil : produksi urine 50 cc/jam, keluhan eliminasi uirine tidak ada
Intervensi keperawatan:
1. Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam. Rasional : mengetahui fungsi ginjal
2. Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.
3. Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari. Rasional : membantu mempertahankan fungsi ginjal.
4. Pasang dower kateter. Rasional membantu proses pengeluaran urine
1. Kaji pola berkemih, dan catat produksi urine tiap jam. Rasional : mengetahui fungsi ginjal
2. Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemih.
3. Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari. Rasional : membantu mempertahankan fungsi ginjal.
4. Pasang dower kateter. Rasional membantu proses pengeluaran urine
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
NO
|
Hari /
tanggal
|
Jam
|
Implementasi
|
Paraf
|
Evaluasi
|
1
2
3
4
5
|
Senin
14 Des 2008
|
08.00
09.00
10.30
11.00
14.00
|
1. mengkaji terhadap nyeri dengan skala 0-5.
2. membantu pasien dalam identifikasi faktor pencetus.
3. memberikan tindakan kenyamanan
4. mendorong pasien menggunakan tehnik relaksasi.
. 5. memberikan obat antinyeri sesuai pesanan.
. 1. mempertahankan jalan nafas; posisi kepala tanpa
gerak.
2. melakukan penghisapan lendir bila perlu, catat
jumlah, jenis dan karakteristik sekret.
3. mengkaji fungsi pernapasan.
4. mengauskultasi suara napas.
5. mengobservasi warna kulit.
6. mengkaji distensi perut dan spasme otot.
7. menganjurkan pasien untuk minum minimal 2000
cc/hari.
8. Lakukan pengukuran kapasitas vital, volume tidal dan
kekuatan pernapasan.
9. memantau analisa gas darah.
10. memberikan oksigen dengan cara yang tepat : metode
dipilih sesuai
11. melakukan fisioterapi nafas. Rasional : mencegah
sekret tertahan
1. Kaji secara teratur fungsi motorik.
2. Instruksikan pasien untuk memanggil bila minta
pertolongan.
3. Lakukan log rolling.
4. Pertahankan sendi 90 derajad terhadap papan kaki.
5. Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah log rolling.
6. Inspeksi kulit setiap hari.
7. Berikan relaksan otot sesuai pesanan seperti
diazepam.
1. Auskultasi
bising usus, catat lokasi dan karakteristiknya.
2. Observasi
adanya distensi perut.
3. Catat adanya keluhan mual dan ingin muntah, pasang NGT.
4. Berikan diet
seimbang TKTP cair : meningkatkan konsistensi feces
5. Berikan obat
pencahar sesuai pesanan.
1. Kaji pola berkemih, dan catat
produksi urine tiap jam.
2. Palpasi kemungkinan adanya distensi
kandung kemih.
3. Anjurkan pasien untuk minum 2000 cc/hari
4. Pasang dower
kateter.
.
|
|
S
: klien mengatakan sudah merasa nyaman
O : klien tampak tenang
A
: masalah teratasi
P
: intervensi dipertahankan
S : klien mengatakan pola napas sudah mulai efektif
O : klien nampak bernapas denga baiki
A
: masalah teratasi
P
: intervensi dipertahankan
S : klien mengatakan mampu beraktivitas kembali secara
bertahap
O : klien tampak sudah bisa berativitas kembali
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi dipertahankan
S : klien mengatakan sudah bab dalam sehari
O : klien sudah bisa bab dalam sehari
A : masalah tertasi
P : intervensi dipertahankan
S : klien mengatakan sudah lancar dalam bak
O : klien bak 4-5x dalam sehari
A : masalah tertasi
P : intervensi dipertahankan
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar